Indopride Media Inc– Debat final pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Indopride 2025 berubah mencekam pada Sabtu malam, 21 Juni, setelah dua kandidat menjadi korban penembakan oleh pelaku tak dikenal dari jarak jauh. Insiden yang terjadi seiktar pukul 23.00 waktu internasional tersebut melukai Keshi Clausius (calon wali kota paslon 01) dan Monarch Percival (calon wakil wali kota paslon 04). Meski terluka, keduanya dipastikan selamat. Ini menjadi insiden kekerasan kedua selama masa debat, menambah daftar panjang tantangan dalam pesta demokrasi tahun ini.
Dari pihak Paslon 01, Keshi Clausius menegaskan bahwa insiden ini tidak akan melemahkan semangat mereka. “Kami tidak akan gentar. Kami berdiri bersama rakyat,” ujar Keshi. Ia menekankan bahwa tidak ada konflik dengan paslon lain dan percaya kejadian ini murni musibah. Geraldine Anyun Dirojo, pasangannya, mengaku kecewa dan menyebut kejadian ini harus dijadikan refleksi besar, terutama soal keamanan. Mereka berharap KPI dan pihak keamanan melakukan evaluasi menyeluruh dan perbaikan ke depan.
Paslon 01 juga mengimbau publik untuk tidak terprovokasi. Mereka membuka ruang dialog, bahkan terhadap pelaku. “Kalian sedang berjalan di jalan yang salah. Tapi masa depan masih panjang, dan pintu maaf terbuka,” ujar Keshi. Mereka juga telah melapor ke kepolisian dan meminta peningkatan keamanan untuk agenda mendatang. Keshi menambahkan, “Insiden ini tidak akan menghentikan langkah kami. Demokrasi harus terus hidup.”
Dari Paslon 04, Monarch Percival mengalami luka lecet ringan dan menyebut insiden ini bisa jadi akibat kebencian personal. Ia menilai pelaku menggunakan senjata dari jarak jauh dan sangat terlatih. “Saya tidak akan berhenti berjuang, terutama soal keamanan. Ini prioritas utama saya,” tegas Monarch. Mereka juga menegaskan tidak memiliki konflik dengan siapapun selama masa kampanye.
Joenathan Montana menambahkan bahwa dirinya tak merasa jadi target karena tidak terkena tembakan. Namun ia tetap menganggap kejadian ini serius dan perlu diselidiki. Ia menyebut bahwa paslon 04 tak pernah bermasalah saat kampanye ke mana pun, dan tetap mengedepankan sikap legowo. “Siapapun yang terpilih, itulah kehendak rakyat,” kata Joemon. Monarch juga membuka diri untuk berbicara langsung dengan pelaku demi mencegah insiden lanjutan.
Sementara dari Paslon 05, Ertede Vallen dan Gavra Adiluhung tidak terkena serangan mendadak dari pelaku penembakan sama sekali. Mereka menyayangkan lemahnya pengamanan dan mengaku sering dijadikan kambing hitam. Gavra Adiluhung menyebut insiden ini bisa mengganggu kepercayaan publik. “Kami minta KPI dan kepolisian mengusut tuntas. Jangan ada lagi politisasi kekerasan,” ujarnya. Mereka menegaskan tidak tahu-menahu soal pelaku dan tetap menjunjung sportivitas pemilu.
Meski demikian, Paslon 05 tetap tegas melanjutkan perjuangan politik mereka. “Kami tidak akan patah semangat. Kami akan terus berjuang secara bersih,” ujar Ertede. Gavra menambahkan pesan untuk masyarakat agar tidak mudah terhasut dan tetap fokus menilai program, bukan drama. “Kami tidak bermain politik kotor. Dan untuk pelaku, kalian pecundang,” tegasnya.
Tiga paslon yang hadir malam itu—01, 04, dan 05—menunjukkan sikap solidaritas yang kuat meski berada di tengah tekanan. Kekerasan, kata mereka, tak boleh memadamkan demokrasi. Mereka sepakat bahwa musuh sebenarnya bukan sesama calon, melainkan pihak-pihak yang mencoba menggagalkan proses demokrasi yang sehat. Dengan luka dan keteguhan yang sama, mereka terus melangkah maju, menantang rasa takut demi masa depan Indopride.
(Red/Andra Wibawa)
Journalist : Andra, Don, Julian, Tsaleem, Devano, Ara
Photograhy: Tsaleem
Thumbnail: Andra
Editor: Andra