Indopride Media Inc — Suasana debat terbuka calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Indopride (KPI) pada Sabtu malam berubah mencekam usai insiden kekerasan yang mengejutkan publik. Kejadian tragis itu terjadi tepat setelah pasangan calon nomor urut 01 menyelesaikan sesi debat dan tengah melakukan wawancara dengan sejumlah media.
Seorang pria tak dikenal secara tiba-tiba menerobos barikade pengamanan dan kerumunan wartawan, lalu melakukan penusukan terhadap Paslon 01 serta beberapa orang yang berada di sekitarnya. Aksi penyerangan tersebut berlangsung cepat di tengah keramaian yang saat itu masih padat. Paslon 01 mengalami luka tusukan dan segera dievakuasi ke tenda medis darurat untuk mendapatkan penanganan cepat. Beberapa orang lainnya, termasuk anggota tim kampanye, juga mengalami luka akibat sabetan senjata tajam. Petugas keamanan di lokasi berhasil melumpuhkan dan mengamankan pelaku dalam waktu singkat. Berdasarkan informasi awal di lapangan, pelaku merupakan seorang pria berkulit gelap dan mengenakan atribut kampanye dari Paslon 05. Namun hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait identitas pelaku maupun motif di balik penyerangan ini.
Dalam konferensi pers yang digelar Minggu pagi, Koordinator Keamanan Pemilu, Artamevia Olsen, menyampaikan sejumlah kejanggalan dalam peristiwa tersebut. Salah satunya adalah hilangnya pelaku secara misterius saat dalam pengawalan menuju Kantor Kepolisian Pusat. "Pelaku sudah diamankan dan dibawa oleh anggota Poltas. Namun dalam perjalanan ke kantor pusat, pelaku menghilang tanpa jejak. Kami langsung menggelar pencarian besar-besaran, tapi hingga kini belum ditemukan apa pun. Pimpinan Poltas memutuskan untuk sementara menyatakan kasus ini case closed, karena tidak ada petunjuk lanjutan,” jelas Artamevia.
Terkait pengamanan selama debat, Artamevia menegaskan bahwa sistem keamanan telah diterapkan secara ketat melalui tiga lapis pengamanan, mulai dari pemeriksaan badan (body checking), pengawasan lokasi, hingga patroli ke area-area pegunungan. Meski demikian, ia mengakui adanya kekurangan tenaga pengamanan saat debat berlangsung. Di saat itulah, dirinya melihat beberapa individu dengan atribut hijau mendekati Paslon 01 sebelum terjadi penusukan. "Saat kami amankan, pelaku hanya membawa sebuah ponsel dan pisau. Tidak ada makanan, minuman, atau identitas apapun. Ia juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun selama dalam pengawalan,” tambahnya.
Fakta lain yang membuat aparat kebingungan adalah bahwa pelaku tidak terlihat selama jalannya debat, dan justru baru muncul sesaat setelah acara selesai. Sementara itu, Kapolwil Kota, Zoora Ziphora, mengonfirmasi bahwa beberapa orang lain juga turut ditahan karena melampaui batas jumlah tim sukses yang diizinkan dalam area debat. “Insiden ini jadi pelajaran besar bagi kami. Ke depan, pengamanan dalam acara-acara pemilu akan diperketat secara signifikan, dan kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap celah-celah pengamanan sebelumnya,” tegas Zoora.
Menutup pernyataan persnya, Artamevia Olsen menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terintimidasi oleh kejadian ini. “Kami ingin pesta demokrasi tetap berjalan damai dan nyaman. Kami, bersama seluruh jajaran kepolisian, akan terus berupaya maksimal dalam menjaga keamanan,” ujarnya. Hingga berita ini diturunkan, kondisi Paslon 01 dilaporkan stabil. Pihak berwenang masih menyelidiki kemungkinan motif dan jaringan yang lebih luas terkait pelaku, sementara pencarian terhadap pria misterius itu masih dilakukan secara tertutup.