Indopride News – Kematian tragis pidana Gafur Rakhimov masih menjadi misteri bahkan hingga sampai saat ini. Setelah tertangkap basah melakukan penembakan terhadap petinggi kepolisian yaitu Groot G Hemsworth dan Toms Sinagha, hukuman mati menjadi sanksi berat yang diterima Gafur. Daripada hal itu, terjadi komplikasi dimana Gafur mengalami penculikan dari federal sebelum eksekusi mati dirinya, dan berakhir ditemukan tewas di Gunung Gordo. Sayangnya, Letkol Johnson Alvarez, salah satu polisi yang menangani kasus Gafur, menyatakan pada Konferensi Pers 21 Agustus dengan Tim Reporter Indopride News bahwa kasus kematian Gafur Rakhimov resmi ditutup karena kurangnya bukti. (18/09/23).
Meskipun kasus kematian Gafur berakhir buntu, Kepolisian telah mengonfirmasi terjadinya kasus penculikan atau “penyelamatan” Gafur yang akan dihukum mati di federal, dimana mereka menetapkan terduga dari kasus ini adalah Meera Dara. Kepolisian telah mengumpulkan bukti berbentuk komunikasi antara Meera dengan banyak sindikat kota, diantaranya adalah geng motor, ESB, dan Yellow Jack atau TIC. Meera pun memutuskan untuk mengakui tuduhan tersebut, dan dijatuhi hukuman penjara selama 10 bulan.
Selanjutnya diikuti dengan kasus terorisme, yaitu aksi para sindikat yang membantu Meera, tertangkap diantaranya adalah Bryan dan Ferdy yang menjarah helikopter untuk membawa Gafur dari Federal, serta menodong anggota-anggota Kepolisian yang berada di TKP menggunakan senjata ilegal. Keduanya lalu dipidana hukuman penjara masing-masing selama 120 bulan.
“Kasus ini sudah ditutup dan diharapkan bisa menjadi kelegaan untuk keluarga Gafur terkait isu ini,” harap Johnson saat konferensi pers.
Kilas balik ketika wawancara sebelum “eksekusi mati” Gafur mengaku motif penembakan terhadap petinggi kepolisian Groot G Hemsworth yang dilakukannya yaitu atas dasar balas dendam sebab menurutnya Groot telah mendekati hingga menikahi Gomel Osmond, wanita yang memiliki hubungan spesial dengan dirinya.
Pada saat konferensi pers Johnson menerangkan bahwa keterlibatan petinggi polisi dalam kasus kematian Gafur Rakhimov masih ditelusuri berkenaan dengan waktu saat Konferensi Pers. Sehubungan tidak dapat terbukti dan kasus sudah ditutup, Kepolisian menetapkan andilnya petinggi Kepolisian tersebut dianggap untuk menjatuhkan martabat pimpinan, meski awalnya ada indikasi.
Selanjutnya Johnson menegaskan kembali, “Informasi (keterlibatan tersebut) didapatkan dari sindikat yang tidak luput dari perbuatan kriminal, Kepolisian menentukan sindikat tersebut untuk menjatuhkan citra kepolisian atau mengadu domba agar bawahan tidak percaya terhadap pimpinannya,” terangnya. Walaupun kasus ini sudah ditutup, tentunya keluarga dan Masyarakat Indopride berhak mengetahui kebenaran dari kasus ini mengenai apa motif sebenarnya dan siapa otak dibalik kematian Gafur Rakhimov. Sebab, kasus ini tidak lain termasuk kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dan mengancam nyawa, dimana hukum sudah seharusnya ditegakkan demi terselenggarakannya keadilan Masyarakat serta keamanan warga dapat terjamin. Oleh karena itu, apabila ada bukti lanjutan dari kasus ini yang bukan dari penyelidikan sebelumnya dan mengarah pada tersangka, Kepolisian bersedia untuk membuka kasus ini kembali.
(Red/ Jennie, Pani, Obed, Nevix, Vhandzott, Kribo)
Polisi sekarang kok gak open yaa? Aneh banget